Politisi Golkar Ini Minta Masyarakat Dapat Bedakan Antara Cost Politik dan Mahar
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua DPR RI yang juga Politisi partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet) tidak percaya dengan isu mahar politik Rp500 miliar untuk menjadikan Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto, seperti yang sedang gencar diberitakan.
“Saya tahu persis, tidak ada mahar-mahar itu. Yang ada hanyalah bagaimana tarik ulur itu menyangkut masalah pemenangan pasangan. Apalagi masalah isu-isu Rp500 miliar, itu tidak ada,” kata Bamsoet dengan nada yakin, Selasa (14/8).
Mahar yang dimaksudkan, nilai Bamsoet, tentu saja berbeda dengan cost (biaya) politik. Dimana cost politik diperuntukkan untuk mendongkrak citra melalui berbagai macam atribut dan perlengkapan.
Tidak hanya itu saja, ulas Bamsoet, cost politik juga digunakan untuk mendekatkan informasi mengenai visi-misi kepada masyarakat agar calon tersebut mendulang suara sebanyak-banyaknya.
“Terkait cost politik di negara ini sudah pasti mahal, pemilihan Anggota DPRD saja, dan Bupati, Gubernur juga mahal. Apalagi ini pemilihan Presiden sudah pasti jauh lebih mahal,” ujar politisi dapil Jawa Tengah ini.
Bamsoet meyakini, kontestasi pemilihan Presiden 2019 akan menyita perhatian seluruh lapisan masyarakat. Tak jarang berbagai isu sengaja dikembangkan serta disebarkan melalui berbagai media guna meningkatkan popularitas dan menjatuhkan lawan.
Bamsoet mengatakan, bahwasanya capres Jokowi dan Prabowo telah menjatuhkan pilihannya kepada Ma’ruf Amin dan Sandiaga Sholahudin Uno sebagai cawapres. Masyarakat diminta untuk menghormati pilihan keduanya, dan tidak perlu ada polemik karena mereka juga putra terbaik negeri ini.
Karena itu, Bambang Soesatyo mengajak masyarakat agar lebih santun dalam mendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pilihannya.
“Daripada merendahkan dan menghina pasangan lain, ada baiknya kita fokus meningkatkan popularitas dan elektabilitas pasangan yang kita dukung,” ajak Bamsoet.
Reporter: Syafril Amir